Rabu, 19 Februari 2014

Pelukis Erica Hestu Gelar Pameran Tunggal di Rusia


Setelah Sunaryo dijadwalkan berpameran di Amerika Serikat, sekarang giliran
pelukis Erica Hestu Wahyuni menggelar pameran tunggal di Rusia.

Dua kali terlibat pameran di Rusia pada Oktober 2000 dan Januari 2001, tak
membuat Erica puas. Ia malah tertantang untuk bisa kembali dan menggelar
sebuah pameran tunggal yang menjadi obsesinya sejak menginjakkan kakinya di
negeri itu.

Pada pertengahan Mei nanti, pelukis yang pernah mengeyam pendidikan di
Fakultas Seni Rupa Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta
ini, akan menggelar pameran tunggal untuk pertama kalinya. Pameran akan
diadakan di dua kota sekaligus, Moscow, Rusia, yang bertempat di New
Monolith Club (19-26 Mei 2001) dan di New Hermitage Gallery (28 Mei - 1
Juni) mendatang. 

"Pameran tunggal ini merupakan impian saya sejak pertama kalinya menginjakan
kaki di Rusia," tutur Erica di Jakarta, Selasa (8/5).

Pameran itu akan menampilkan 10 karya miliknya. Tiga di antaranya merupakan
karya terbaru yang tak dipamerkannya di pameran tunggalnya yang terakhir di
Galeri Nasional Indonesia di Jakarta, 5-19 April 2001. Karya-karya yang akan
ditampilkan di antaranya, Maya Lubov (Kekasihku), Panen M'bako, Mandi Pagi
Batavia, Diary Ibunda, Wedding Party dan tiga karya terbaru Main Sama Iweng,
Lemur dan Ibu Pertiwi.

"Kesepuluh karya lukisan itu tidak akan dijual karena kesemuanya milik anak
saya. Semua lukisan saya persembahkan buat anak saya, Jacinta," katanya.

Ketiga lukisan terbaru, kata Erica, punya kesan tersendiri. Pasalnya,
seperti lukisan Main Sama Iweng dibuatnya secara on the spot di Taman
Safari, Cisarua, Bogor. Sama halnya dengan lukisan berjudul Lemur (sejenis
tupai). "lukisan Main Sama Iweng saya buat di atas punggung gajah sedangkan
Lemur saya lukis di kandangnya," kata ibu satu anak kelahiran Yogyakarta, 1
Januari 1971.

Selama di Rusia, ia berencana tak hanya menggelar pameran tunggal. Oktober
mendatang Erika juga berencana melakukan studi di Surikov Moscow Academic
Art selama 2-3 tahun. Artinya, ia akan menjadi perempuan pelukis Indonesia
pertama yang belajar di Rusia dan mahasiswa Indonesia pertama di Institut
Seni Surikov.

Atmosfir Rusia-lah yang membuat Erica berniat menggali ilmu di sana. Baginya
Kremlin dan kawasan lain yang pernah dikunjunginya merupakan sesuatu yang
melankolis. Makanya, tak ada alasan baginya untuk tidak kembali ke Rusia.
"Rasanya tidak ada alasan untuk tidak kembali ke sana," tegasnya. (KCM/ekky)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar